Khawatir si kecil Kena Stunting? Yuk Cari Tahu Ciri-cirinya dan Upaya Pencegahannya

Admin 18 Jul 2024 14:21
header-img

Berdasarkan data IDAI, pada tahun  2022 Indonesia merupakan  negara  ke-4 penyumbang  balita  stunting  terbesar  setelah  India,  Nigeria, dan Pakistan.  

Berdasarkan Kemenkes RI definisi stunting  mengalami perubahan melalui Word Health Organization (WHO) tahun 2015, yakni keadaan si kecil yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kondisi irreversibel akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Berdasarkan data Kemenkes RI, 2 faktor utama penyebab stunting pada anak, di antaranya adalah :

  1. Asupan kalori yang tidak adekuat : 
  1. Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan) misalnya  buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai
  2. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI) bagi ibu hamil dan ibu menyusui
  3. Peranan protein hewani dalam MPASI
  4. Penelantaran
  5. Pengaruh budaya, dan 
  6. Ketersediaan bahan makanan setempat. 
  1. Kebutuhan yang meningkat : 
  1. Penyakit jantung bawaan
  2. Alergi susu sapi
  3. Bayi berat badan lahir sangat rendah
  4. Kelainan metabolisme bawaan
  5. Terjadinya infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis/TBC, difteri, pertussis, dan campak).

Adapun menurut Kemenkeu RI, dampak stunting terhadap perkembangan anak mencakup jangka pendek dan jangka panjang. 

Pada jangka pendek hal ini akan menyebabkan pertumbuhan fisik anak terganggu, yakni tinggi anak di bawah rata-rata anak seusianya dan berdampak pada turunnya kecerdasan anak.

Sedangkan dalam waktu jangka panjang, stunting akan menyebakan dampak atau efek samping yang lebih berbahaya, misalnya anak akan menjadi lebih rentan terjangkit  penyakit seperti diabetes, obesitas, jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua, 

Di sisi lain, efek jangka panjang ini juga dapat menurunkan kualitas SDM suatu negara yang akan menganggu atau menghambat rendahnya produktivitas, inovasi terhambat, dan menurunnya instabilitas nasional.

Ciri-ciri stunting dapat dikenali melalui beberapa hal, seperti badan pendek atau tinggi badan anak berada di bawah standar, berat badan anak jauh di bawah rata-rata, lingkar kepala kecil, sistem imun selalu menurun (mudah sakit), terlambat tumbuh gigi, 

Selain itu, karakteristik anak yang mengalami stunting adalah tampak lebih muda dari umur seusianya, kesulitan konsentrasi saat belajar, rambut berwarna kemerahan dan mudah rontok, kulit kering dan tidak sehat, hingga mengalami gangguan perilaku.

Dalam rangka menurunkan stunting di Indonesia pemerintah telah menetapkan Strategi Nasional Percepatan penurunan stunting dalam waktu lima tahun ke depan. 

Beberapa upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan beberapa hal :

  1. memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, bisa dilakukan dengan memperhatikan pola makan dengan mengomsumsi jenis makanan beragam dan gizi seimbang;
  2. rutin melakukan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, bayi dan balita;
  3. memberikan variasi makanan yang beragam untuk mengatasi permasalahan anak yang sulit makan 
  4. menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik dan bersih bagi keluarga;
  5. memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak;
  6. melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan dokter.

Adapun jika anak sudah didiagnosa menderita stunting, upaya pencegahan atau penurunan stunting yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan :

  1. melakukan terapi awal seperti memberikan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi;
  2. memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, Zinc, zat besi, kalsium dan yodium;
  3. memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal

Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.