Kunci Sukses Pengadaan Obat di Era Transformasi Digital

Pengadaan obat yang efektif dan efisien merupakan salah satu fondasi utama dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan yang optimal.
Di era transformasi digital, berbagai tantangan dan peluang muncul seiring dengan perkembangan teknologi.(1)
Pengelolaan pengadaan obat kini tidak hanya berkutat pada logistik konvensional, tetapi juga memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akurasi dalam setiap prosesnya.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa proses pengadaan yang tidak efisien dapat menyebabkan kelangkaan obat, peningkatan biaya, dan penurunan kualitas pelayanan kesehatan.
Di sisi lain, kemajuan teknologi digital telah membuka peluang besar untuk merevolusi cara pengadaan obat dikelola. Dari otomatisasi hingga pemantauan berbasis data, transformasi digital memungkinkan institusi kesehatan untuk mengatasi berbagai masalah klasik dalam pengadaan obat.
Namun, keberhasilan dalam memanfaatkan teknologi digital tidak datang tanpa tantangan. Kompleksitas implementasi teknologi, kebutuhan akan pelatihan sumber daya manusia, dan risiko keamanan data adalah beberapa hambatan yang perlu diatasi.
Oleh karena itu, memahami faktor-faktor kunci yang mendukung keberhasilan pengadaan obat di era digital menjadi sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Transformasi digital menghadirkan berbagai inovasi yang mengubah paradigma pengadaan obat. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain:
- Otomatisasi Proses: Enterprise Resource Planning (ERP), dapat mengintegrasikan berbagai proses dalam pengadaan obat, mulai dari pemesanan hingga pelacakan distribusi. Hal ini mengurangi risiko kesalahan manusia dan mempercepat proses pengadaan.
- Big Data dan Analitik: Data besar memungkinkan institusi kesehatan untuk menganalisis kebutuhan obat berdasarkan tren penggunaan, pola penyakit, dan data demografi. Dengan analitik yang tepat, pengadaan obat dapat direncanakan secara lebih akurat, sehingga menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
- E-Procurement: Sistem e-procurement mempermudah institusi untuk melakukan pengadaan secara transparan dan kompetitif. Dengan platform digital, proses pengadaan menjadi lebih efisien dan terhindar dari praktik korupsi.
- Pemantauan Rantai Pasok (Supply Chain Monitoring): Teknologi memungkinkan pemantauan kondisi obat selama transportasi, termasuk suhu dan kelembapan, sehingga kualitas obat tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.
Meski memberikan banyak peluang, transformasi digital dalam pengadaan obat juga menghadirkan berbagai tantangan, di antaranya adalah:
- Adaptasi Teknologi: Tidak semua institusi kesehatan siap mengadopsi teknologi digital karena keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur, atau anggaran.
- Keamanan Data: Risiko kebocoran data menjadi perhatian utama. Sistem yang tidak dilengkapi dengan keamanan siber yang memadai dapat menjadi target serangan.
- Kompleksitas Regulasi: Institusi harus memastikan bahwa proses pengadaan tetap mematuhi peraturan yang berlaku.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pengadaan obat di era transformasi digital, institusi kesehatan perlu menerapkan beberapa strategi berikut:
- Penguatan Infrastruktur Teknologi
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Kemitraan dengan Penyedia Teknologi
- Penerapan Sistem Keamanan yang Ketat
- Evaluasi dan Inovasi Berkelanjutan
Pengadaan obat di era transformasi digital memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Dengan memanfaatkan teknologi seperti otomatisasi, big data, dan e-procurement, institusi kesehatan dapat memastikan bahwa pengadaan obat dilakukan secara efisien, transparan, dan akurat.
Namun, tantangan seperti adaptasi teknologi dan keamanan data harus diatasi dengan strategi yang tepat dan juga peran apoteker dalam memastikan pengadaan obat.(2)
Dengan mengadopsi pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, pengadaan obat di era digital dapat menjadi kunci sukses dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal.
Sumber :
- Ali Hxgn. Peran Apoteker dalam Era Digital: Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Melalui Teknologi. Diakses di https://pmb.unjani.ac.id/peran-apoteker-dalam-era-digital-meningkatkan-pelayanan-kesehatan-melalui-teknologi/?utm_source=chatgpt.com (pada 23 Januari 2025, pukul 15.32 WIB)
- Universitas Gadjah Mada. E-Farmasi, Pelayanan Obat di Era Digital. Diakses di https://ugm.ac.id/id/berita/17254-e-farmasi-pelayanan-obat-di-era-digital/?utm_source=chatgpt.com (pada 23 Januari 2025, pukul 15.38 WIB)