Sobat Aim, pasti sudah tidak asing bukan dengan obat-obatan herbal yang sering kita konsumsi sehari-hari?

Obat herbal, pada dasarnya masuk dalam jenis obat tradisional. Hal ini didukung berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa obat herbal atau tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun (empiris) telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Pada dasarnya pembuatan obat herbal ini berasal dari tanaman herbal yang kaya akan khasiat dan manfaat untuk kesehatan–kemudian diolah terlebih dahulu menjadi simplisia kering–terdiri dari bahan-bahan alami yang dikeringkan untuk mengawetkan dan mempermudah penggunaannya.

Untuk menghasilkan simplisia yang baik, tentu harus melihat dan memperhatikan kriteria simplisia yang baik dan berkualitas, di antaranya adalah jenis rimpang, akar dan batang tanaman, daun, bunga, buah, biji, herba, dan mineral yang bersih, tidak berjamur, tidak rusak, dan segar.

Selain itu, pembuatan simplisia juga terdiri dari dua bahan baku pokok, di antaranya yaitu bahan baku segar dan bahan baku kering, seperti Kunyit (Curcuma Longa), Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), Daun Sirih (Piper Betle), Daun Jambu Biji (Psidium Guajava), Kulit Manggis (Garcinia Mangostana), Akar Alang-alang (Imperata Cylindrica), Kayu Manis (Cinnamomum Aromatikum), Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa), Cendana (Santalum Album), Sarang Semut (Myrmecodia Pendans), dan masih banyak lagi. 

Selain dikonsumsi menjadi obat herbal, simplisia kering juga dapat dikonsumsi sebagai bahan baku obat tradisional atau jamu yang dapat menjaga keawetan dan daya tahan simplisia, paktis dan mudah digunakan, memudahkan pengujian kualitas, dan yang paling penting sebagai upaya dalam melestarikan tradisi dan budaya warisan leluhur secara turun-temurun dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam pembuatan simplisia kering yang perlu sobat Aim ketahui :

1.  Pengumpulan Bahan Baku 

     -  Pilihlah tanaman yang sehat, bebas hama, tidak tercemar, tidak berjamur, cukup umur, tidak lapuk, dan bebas penyakit

     -  Kumpulkan pada waktu yang tepat, biasanya saat kandungan zat aktifnya paling tinggi

     -  Bersihkan dari kotoran dan tanah

     -  Tingkat kekeringan tidak lebih dari 10%

2.  Sortasi Basah

      -  Pilih bagian tanaman yang akan digunakan (daun, batang, akar, dll)

      -  Buang bagian yang rusak, busuk, atau tidak diinginkan

3.  Pencucian

      -  Cuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan sisa tanah hingga bersih

      -  Tiriskan hingga tidak ada air yang menetes di atas rak yang bersih dan berlubang

4.  Perajangan

      -  Potong atau iris tipis-tipis bahan simplisia agar mudah kering

      -  Ukuran potongan disesuaikan dengan jenis simplisia dan kebutuhan

5.  Pengeringan (keringkan hingga kadar air mencapai 5-10%)

1. Sinar matahari: Jemur di bawah sinar matahari langsung, balik secara berkala. 
2. Oven: Atur suhu oven antara 40-60°C, jangan terlalu tinggi agar zat aktif tidak rusak. 
3. Alat pengering: Gunakan alat pengering khusus jika ada. 

6.  Sortasi Kering

      -  Pilih kembali simplisia yang sudah kering, buang yang rusak atau berjamur

7.  Pengemasan dan Penyimpanan

     -  Kemas dalam wadah yang bersih, kering, dan kedap udara

     -  Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari langsung

Itulah beberapa manfaat dan langkah-langkah dalam pengolahan simplisia kering yang perlu sobat Aim ketahui. Dengan memahami manfaat dan proses pembuatannya, kita turut menjaga keberlanjutan pengobatan alami dan kekayaan hayati Indonesia.

Yuk ikuti kegiatan Pelatihan Herbal Bersertifikat: From Garden to Jar Pembuatan Simplisia Kering yang dilaksanakan pada Minggu, 14 Juli 2024 hanya di Aimtraice Jakarta.